DIGIMEDIA.ID – Jika kuat dugaan isu yang selama ini menggelinding punya motif politik. Maka siapa target yang akan dibidik oleh lawan lawan politik. Nelson Pomalingo ataukah Fory Naway?.
Pasalnya isu ini kerap hadir disetiap mendekati hajatan politik. Bisa dilihat ‘Penggorengan Opini’ akan cerita itu ditahun 2018 silam, mendekati tahun politik 2019-2020.
Kini, ‘Goreng-menggoreng’ isu politik itu pun kembali ditahun yang sama mendekati tahun politik 2023-2024. Dengan gaya dan isu yang sama pula, sebuah cerita lama. Hanya berpindah tempat dan lokasi.
Jika itu punya motif politik. Lantas siapakah target disini. Partaikah?, atau personal tokoh dibalik partai itu. Nelson Pomalingo plus Fory Naway
Serangan yang bisa disebut Motif politik ditahun politik itu seakan mengalir dari dua sisi, eksternal maupun internal.
Bagaiamana beberapa problematika itu pun berlalu sejak dulu. Konflik internal partai yang berujung pada islah, maka itu bisa dikatakan sudah selesai.
Kini muncul episode baru namun dengan cerita lama itu. Nyanyian ‘Lagu Lama’ itu kembali membuat tensi daerah kembali naik. Apalagi disini, beberapa orang dari ibu kota datang, sekedar mengumpulkan cerita yang bisa dibilang hanya sekedar ‘pindah tempat’.
Menariknya, dugaan ‘Orang kedua’ dipemerintahan muncul kepermukaan lewat pemberitaan yang juga sudah diklarifikasi.
Namun demikian itulah kebiasaan tahun politik. Menghajar tokoh yang bisa jadi diperhitungkan sepak terjang politiknya. Bisa jadi pula cukup kuat untuk ‘Dirobohkan’
Mungkin Asumsinya, Jika target menumbangkan Nelson bisa dilakukan. Maka target untuk menumbangkan Fory bisa pula dilakukan. Apalagi dalam satu skala pertarungan menuju parlemen RI adalah pertarungan para tokoh. Nama Fory bertengger disana.
Pemikiran lawan politik inilah yang katanya diduga kuat pula ada dalam skenario ‘motif politik’ itu. By Design atau Sponsorship bisa jadi pula ada dalam cerita ini. Seperti kata salah satu tokoh politik daerah beberapa waktu lalu.
Maka, bisa dibilang, Nelson kini dikepung oleh lawan politik. Lawan politik dari internal maupun eksternal. Sebisa apa Nelson bertahan, namun yang pasti jika niat jahat itu ada, dikhawatirkan itu semua akan mental jauh sebelum target itu didapatkan, dan ini bukan sesumbar.
Salah satu tokoh pemuda Telaga, Herwanto Maku atau lebih akrab disapa Utun itu pun tidak membantah hal itu.
” Ada isu demikian, dan cukup kental isu itu berseliweran. Kita pun sudah mendengarnya. Yah, jadi bahan kajian dan diskusi kita juga,” ucap Utun.
Namun kata Utun, Prof. Nelson sudah terbiasa dengan hal-hal demikian. Dirinya memilih diam seribu bahasa. Dan jika pendzaliman itu selalu ada, maka terkadang yang dizalimi itu selalu menang. Dan sering kita lihat isu itu berbalik 180 derajat, dan Pak Prof selalu mampu melaluinya, tandasnya. (*)