Scroll Untuk Tutup Iklan
Pendidikan

Bukber di Masjid Darul Arqam, Tradisi UMGO Menyatukan Mahasiswa dalam Kebhinekaan

729
×

Bukber di Masjid Darul Arqam, Tradisi UMGO Menyatukan Mahasiswa dalam Kebhinekaan

Sebarkan artikel ini
Tradisi buka puasa bersama alias bukber Mahasiswa UNiversitas Muhammadiyah Gorontalo.

DIGIMEDIA.ID – Sebanyak 78 mahasiswa dari 48 perguruan tinggi di Indonesia berkumpul di Universitas Muhammadiyah Gorontalo untuk merayakan tradisi buka puasa bersama atau bukber, yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bulan suci Ramadan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) batch 4 Tahun 2024, yang menghadirkan mahasiswa dari berbagai daerah untuk melihat keberagaman dan kekayaan budaya di Gorontalo.

Polda Gorontalo
pemda gorut
Adhan Dambea
Karate Junior
previous arrow
next arrow
Polda Gorontalo
pemda gorut
Adhan Dambea
Karate Junior
previous arrow
next arrow

Selain momen berbuka, mahasiswa juga mengikuti serangkaian agenda dalam Modul Nusantara yang berlangsung di Masjid Darul Arqam Gorontalo.

Baca Juga  Pengabdian Internasional, Dosen Akuntansi UMGO Tingkatkan Literasi Keuangan Siswa di Sanggar At Tanzil Malaysia

Kegiatan ini mencakup kunjungan ke Masjid Darul Arqam sebagai simbol kebhinekaan, kontribusi sosial dengan menyiapkan menu berbuka, hingga diskusi bersama Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Gorontalo, Dr. Sabara Karim Ngou.

Sabara menyampaikan kegembiraannya dapat bertemu dan berdiskusi dengan mahasiswa PMM, menekankan peranan Muhammadiyah dalam menjaga toleransi dan nilai-nilai Pancasila.

“Hikmah puasa kali ini kita bisa silaturahmi dan saling mengenal,” ungkapnya.

“Muhammadiyah kini terkenal di seluruh dunia dan memiliki cabang di luar negeri, namun tetap berkomitmen pada Pancasila sebagai harga mati,” tambahnya.

Baca Juga  Libatkan PW Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Mitra, UMGO Gelar Raker untuk Tingkatkan Kemajuan Kampus

Lebih lanjut, dijelaskannya Muhammadiyah mendukung toleransi, terbukti dengan pendirian Perguruan Tinggi Muhammadiyah di daerah mayoritas non-muslim seperti Papua, NTT, dan Sulawesi Utara.

“Ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah diterima di semua kalangan umat beragama,” tutup Dr. Ngou.

Kegiatan bukber dan diskusi ini tidak hanya memperkuat nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan, tetapi juga mempererat ikatan persaudaraan antar mahasiswa dari berbagai latar belakang di Indonesia.****

Block
Ingin Konsultasi Masalah Server ??? Website???
Report
Security Metrics
Update
Fix vulnerabilities
Monitor
Systematic analyzing
Response
Reduce recovery time

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


UMGO