DIGIMEDIA.ID – Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya, telah meminta kepada BPJS Ketenagakerjaan untuk memfasilitasi pelatihan bagi para pengrajin karawo.
Kain sulaman unik daerah ini telah mendapatkan popularitas dan pengakuan, namun eksistensinya terancam karena mayoritas pengrajinnya sudah lanjut usia.
“Saya telah mendorong kepala BPJS Ketenagakerjaan di Gorontalo untuk melatih para pengrajin karawo kita.
Para pengrajin kita semakin tua, dan hal ini tidak menarik bagi generasi muda untuk mempelajari kerajinan ini,” ungkap Wakil Gubernur Ismail, saat menutup Job Fair 2023 di lapangan indoor UNG pada Rabu (8 September 2023).
Ismail menjelaskan bahwa permohonan serupa juga telah disampaikan kepada Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Muhammad Zuhri, yang mengunjungi Gorontalo beberapa hari sebelumnya. Ia menekankan perlunya program ini direalisasikan dengan cepat.
“Jika ada individu yang tidak terakomodasi dalam job fair ini, saya meminta BPJS untuk memberikan pelatihan kepada mereka agar bisa menjadi pengrajin karawo.
Ada yang mungkin berpikir, ‘Hanya jadi pengrajin?’ Namun mereka tidak menyadari bahwa karawo sudah dipromosikan bahkan di Jepang, berkat upaya Rektor UNG. Permintaan akan kain karawo di Jepang sangatlah besar,” jelasnya.
Ia mendesak Dinas Tenaga Kerja, Energi, dan Transmigrasi untuk segera mengajukan proposal kepada BPJS Ketenagakerjaan. Harapannya adalah mendorong banyak generasi muda untuk tertarik pada seni sulaman kain karawo.
Dalam dekade terakhir, kain karawo telah semakin populer. Kini, kain tersebut telah menjadi seragam harian di sekolah-sekolah, lembaga pemerintah, dan organisasi swasta. Pola dan motif karawo telah menyesuaikan dengan tren mode kontemporer.
Upaya promosi juga telah dilakukan dengan aktif. Mulai dari penyelenggaraan Festival Karnaval Karawo, acara kalender pariwisata nasional, hingga menjadi sorotan utama pada Indonesia Fashion Week 2023 tahun lalu.(*)