DIGIMEDIA.ID – AMD telah mengonfirmasi bahwa generasi terbaru dari kartu grafis gaming mereka yang berbasis pada arsitektur RDNA 4 tidak akan menargetkan segmen enthusiast atau kelas atas.
Dikutip dari techpowerup, Tom’s Hardware, Jack Huynh, kepala divisi Computing and Graphics Business Group AMD, menyatakan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah meningkatkan pangsa pasar di segmen gaming PC.
Untuk mencapai hal ini, AMD berencana untuk memenangkan pertempuran antara harga dan performa melawan pesaing utamanya, NVIDIA, di segmen mainstream dan performa.
Huynh menjelaskan bahwa AMD saat ini hanya menguasai sekitar 12% pangsa pasar GPU gaming diskrit, sebuah angka yang diakui perlu diperbaiki besar-besaran.
Dengan arsitektur RDNA 4, AMD akan menargetkan pasar yang lebih luas dengan produk yang lebih terjangkau, bukan lagi mengejar segmen enthusiast yang dianggap memiliki margin rendah dan volume penjualan yang kecil.
Dalam wawancara tersebut, Huynh mengungkapkan bahwa AMD saat ini tengah fokus membangun skala pasar yang lebih besar.
“Ketika kita membangun skala, kita juga membawa pengembang bersama kita,” ujarnya.
Huynh menekankan bahwa prioritas nomor satu AMD adalah mencapai pangsa pasar sekitar 40-50%.
Dia lebih memilih untuk menargetkan 80% dari Total Addressable Market (TAM), daripada hanya mengejar 10% dari pasar enthusiast yang kecil.
AMD telah mencoba strategi “King of the Hill” di masa lalu, di mana mereka fokus pada produk kelas atas dengan performa maksimal, namun Huynh mengakui bahwa pendekatan tersebut tidak memberikan pertumbuhan yang diharapkan.
Sebagai gantinya, AMD kini berusaha membangun produk terbaik pada titik harga yang tepat, yang dapat diakses oleh jutaan pengguna gaming.
Salah satu alasan di balik fokus AMD pada skala adalah kemampuan untuk menarik lebih banyak pengembang game.
Huynh menjelaskan bahwa tanpa pangsa pasar yang signifikan, sulit bagi AMD untuk meyakinkan pengembang game untuk mengoptimalkan produk mereka bagi arsitektur AMD.
Dengan menargetkan pangsa pasar yang lebih besar, AMD berharap dapat menarik dukungan dari pengembang game, yang pada gilirannya akan meningkatkan daya saing produk mereka.
“Saya harus menunjukkan kepada mereka rencana bahwa dengan strategi ini, kita bisa mencapai 40% pangsa pasar. Ketika kita berhasil, mereka akan berkata, ‘Saya bersama Anda sekarang, Jack. Sekarang saya akan mengoptimalkan untuk AMD,’” ujar Huynh.
Keputusan AMD untuk sementara waktu meninggalkan segmen enthusiast sebagian besar disebabkan oleh biaya tinggi dan volume penjualan yang rendah.
Selama masa arsitektur RDNA 2, AMD mencapai kesuksesan dengan kartu grafis Radeon RX 6800 dan RX 6900, terutama karena permintaan yang tinggi akibat tren cryptomining.
Namun, ketika pasar mining menurun dan AMD merilis generasi berikutnya, Radeon RX 7900 berbasis RDNA 3, perusahaan tersebut kehilangan keunggulan performa, terutama dalam hal ray tracing dibandingkan dengan NVIDIA GeForce RTX 4090 dan RTX 4080.
Dengan RDNA 4, AMD berfokus pada peningkatan performa ray tracing, efisiensi daya, dan performa raster, yang diharapkan dapat mengubah pangsa pasar mereka.(*)