DIGIMEDIA.ID – Masalah kesehatan jiwa menjadi salah satu isu penting yang harus ditangani secara serius.
Menurut laporan terbaru World Health Organization (WHO) tahun 2022, secara global satu dari delapan orang mengalami gangguan jiwa.
Gangguan jiwa juga menjadi penyebab utama bertahun-tahun hidup dengan kecacatan dan kematian akibat bunuh diri.
Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo bekerja sama dengan Himpunan Psikologi Gorontalo menggelar Orientasi Kesehatan Jiwa tentang Psychological First Aid di Citimall Hotel Kota Gorontalo, Rabu (01/11/2023).
Orientasi ini diikuti oleh 250 orang yang terdiri, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota, serta perwakilan mahasiswa psikologi dari Perguruan tinggi.
Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, mengatakan tujuan kegiatan ini adalah untuk menjadikan peserta sebagai relawan,..
Yang akan memberikan edukasi dan konseling di semua sekolah, khususnya SMA dan SMK.
“Jadi setelah pembekalan akan diturunkan ke sekolah-sekolah kemudian akan memberi pembekalan kepada anak-anak sekolah,..
Supaya semua anak sekolah itu punya kemampuan first aid untuk mendeteksi, menemukan, mengenali.
Kemudian mendiagnosa pokoknya intinya punya kepedulian terhadap gejala-gejala, dia punya empati itu yang paling penting,” ungkap Budi.
Budi juga menyampaikan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menemukan hampir satu dari 10 orang atau 20 juta lebih usia 15 tahun ke atas,..
Mengalami masalah kesehatan jiwa (dalam Riskesdas 2018 disebut sebagai gangguan mental emosional).
Selain itu, kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang dilayani di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Provinsi Gorontalo Tahun 2023 mengalami kenaikan sampai 6,5 %.
Sedangkan laporan kasus bunuh diri di Gorontalo sejak Januari – Oktober 2023 sudah mencapai 32 kasus dan yang dominan itu adalah laki-laki sebanyak 78%.
Untuk itu, Budi mengharapkan penguatan puskesmas dan rumah sakit sebagai solusi jangka panjang dalam menangani masalah kesehatan jiwa,..
Dengan mendorong ketersediaan sumber daya manusia kesehatan di bidang psikologi klinis.
“Jangka panjang kita berharap mudah-mudahan tadi yang saya sampaikan siapa tahu ke depan kita bisa mendorong upaya untuk meningkatkan fungsi-fungsi layanan kesehatan di institusi faskes kita,..”
“Yaitu di puskesmas dan juga di rumah sakit. Kita belum punya apa tadi yang saya sebut sebagai psikolog klinis,..”
“Kalau kita punya psikolog klinis tentu ini kita punya pion-pion yang ada di setiap puskes untuk juga memberikan layanan yang sifatnya layanan psikolog seperti ini kesehatan jiwa,” pungkas Budi.