DIGIMEDIA.ID – Indonesia bersiap memasuki babak baru dalam dunia perekonomian dengan meluncurkan Danantara pada 24 Februari 2025.
Dengan proyeksi aset senilai Rp14.700 triliun atau sekitar US$900 miliar, pemerintah menargetkan Danantara sebagai instrumen utama dalam memperkuat daya saing nasional di kancah internasional.
Tak sedikit yang menyebut bahwa Indonesia kini berupaya melewati dominasi Temasek Holdings Singapura, yang saat ini mengelola portofolio senilai US$288 miliar.
Kenapa Butuh Danantara?
Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Danantara hadir sebagai jawaban atas tantangan besar dalam pengelolaan aset negara yang selama ini tersebar di berbagai BUMN.
Konsolidasi aset melalui satu badan pengelola diyakini mampu meningkatkan efisiensi, mencegah kebocoran keuangan, serta menarik lebih banyak investasi asing.
“Indonesia memiliki sumber daya luar biasa, tetapi selama ini kita belum memiliki instrumen yang kuat untuk mengelolanya dengan optimal. Danantara akan menjadi kendaraan investasi yang membawa kita ke tingkat global,” kata Prabowo dalam wawancara dengan Reuters pada 4 Februari 2025 (Reuters).
Lebih dari itu, penguatan peran negara dalam investasi jangka panjang menjadi alasan lain pembentukan Danantara.
Saat ini, Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab telah lebih dahulu sukses membangun sovereign wealth fund yang tidak hanya menopang ekonomi domestik tetapi juga ekspansi global.
Tak ingin tertinggal
Momentum ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh memberikan landasan ideal bagi lahirnya Danantara.
Selain itu, ketidakpastian global akibat perubahan geopolitik dan perlambatan ekonomi dunia menuntut strategi baru dalam pengelolaan sumber daya nasional.
Pemerintah juga melihat urgensi dalam meningkatkan nilai tambah industri hilir, terutama di sektor pertambangan, energi terbarukan, dan infrastruktur digital.
Dengan kepemilikan aset besar dari BUMN strategis seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, Telkom Indonesia, Pertamina, dan PLN, Danantara akan memiliki peran sentral dalam mendukung visi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi Asia.
Melewati Singapura
Dengan nilai aset yang diproyeksikan tiga kali lebih besar dibandingkan Temasek, Danantara memang berpotensi membawa Indonesia ke level baru dalam ekonomi global.
Namun, kesuksesan lembaga ini tidak semata-mata ditentukan oleh jumlah aset, melainkan juga bagaimana investasi tersebut dikelola dan dikembangkan.
Temasek sendiri telah terbukti sukses dalam strategi diversifikasi investasi global, mulai dari teknologi hingga kesehatan.
Danantara harus dipastikan tidak hanya menjadi alat politik atau sekadar agregasi aset, tetapi benar-benar menjadi penggerak ekonomi yang produktif.
Dalam pidatonya di hadapan para investor di Jakarta, Prabowo menegaskan bahwa Danantara bukan sekadar proyek jangka pendek, melainkan bagian dari transformasi ekonomi Indonesia untuk dekade mendatang.
“Ini adalah langkah besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri secara ekonomi, kuat secara finansial, dan berpengaruh di tingkat global,” ujar Prabowo
Jika dikelola dengan baik, Danantara berpotensi menjadi kekuatan baru yang bukan hanya melampaui Temasek, tetapi juga menempatkan Indonesia dalam daftar negara dengan sovereign wealth fund terbesar di dunia.(*)