DIGIMEDIA.ID – Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengunjungi pabrik pengolah air laut menjadi air minum dan air bersih di Hongaria.
Ia mengaku tertarik dengan teknologi yang ditawarkan dan siap menerapkannya di Gorontalo sebagai daerah percontohan.
“Indonesia sangat membutuhkan teknologi ini. Sudah saatnya Indonesia menguasai teknologi pengolah air laut menjadi air minum dan air bersih,” katanya, Kamis (29/2).
Hal itu ia sampaikan saat berdialog dengan pimpinan perusahaan penyedia mesin pengolah air laut di Nagykanizsa, sekitar 200 km dari Budapest, ibu kota Hongaria.
Rachmat didampingi Anggota DPR RI dari Partai NasDem, Charles Meikiyansyah, dan Duta Besar Indonesia untuk Hungaria, Dimas Wahab.
Sehari sebelumnya, di Istanbul, ia bertemu pimpinan Arbok Ballast Technology. Di Hongaria, Gobel diterima Kristina Borsos dan Gyorgi Papocsi, keduanya CEO, serta Adrian Kiss, direktur pengembangan bisnis internasional.
Rachmat mengingatkan pentingnya Indonesia menguasai teknologi pengolahan air minum tersebut. Pertama, Indonesia adalah negara kepulauan yang dikelilingi banyak laut sehingga Indonesia memiliki kemudahan untuk mengelolanya.
Kedua, di Indonesia banyak daerah terpencil yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih, khususnya di pulau-pulau kecil, di daerah-daerah pantai, dan di wilayah-wilayah kering.
Ketiga, Indonesia menghadapi masalah stunting dan kemiskinan yang membutuhkan solusi cepat dan mudah.
Untuk tahap pertama, Rachmat akan menerapkan teknologi ini di Gorontalo.
“Jika berhasil akan diterapkan di banyak tempat, khususnya di kawasan-kawasan industri yang membutuhkan banyak air,” katanya.
Menurutnya, Gorontalo membutuhkan teknologi pengolah air laut ini karena selain lebih efisien juga karena banyak lokasi yang susah air bersih.
Rachmat menerangkan bahwa teknologi pengolah air laut ini bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan irigasi.
“Secara biaya lebih murah dibandingkan dengan membangun waduk atau bendungan. Itu penjelasan mereka,” katanya.
Disamping itu, Adrian Kiss menerangkan, mesin pengolah ini sangat praktis dibawa dan dipasang. Karena semuanya dirakit dalam bentuk kompon persegi panjang mirip kontainer.
Jika ingin menambah kapasitas cukup dipasang berderet dan bertumpuk. “Juga ada ukuran mini yang mobile.
Ini untuk kondisi bencana. Karena teknologi ini juga bisa digunakan untuk mengolah air sungai,” katanya.
Adrian menyampaikan, teknologi ini sudah diterapkan di banyak negara di Eropa, Amerika, Afrika, dan Asia. “Di Filipina saja ada di 18 titik,” katanya.****