DIGIMEDIA.ID – Geely Automobile Holdings, perusahaan otomotif asal China, dengan tegas membantah pemberitaan media terkait rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik di Indonesia.
Dalam pernyataannya, perusahaan berbasis di Hangzhou ini menyatakan bahwa laporan mengenai rencana pembangunan pabrik kendaraan listrik di Indonesia adalah tidak benar, seperti yang dilaporkan oleh Shanghai Securities News.
Meskipun begitu, Geely mengindikasikan bahwa mereka sedang mengevaluasi potensi pasar kendaraan energi baru di Asia, termasuk Indonesia, dan menjajaki peluang-peluang untuk bersaing di sana. Namun, mereka tidak memiliki rencana konkreto untuk membangun pabrik di Indonesia.
Sebelumnya, berita dari kantor berita Indonesia menyebutkan bahwa Geely berencana untuk membangun pabrik kendaraan listrik di dalam negeri setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, mengundang Geely untuk membantu memproduksi model kendaraan listrik lokal.
Alasan ketertarikan Geely adalah pasokan bijih nikel, bahan baku utama untuk pembuatan baterai, yang akan disediakan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2025 atau 2026.
Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen energi dan logam terbesar di dunia, terutama nikel dan kobalt, yang sangat penting dalam industri energi baterai.
Sejumlah produsen mobil dan perusahaan patungan Tiongkok seperti SAIC-GM-Wuling Automobile, Dongfeng Sokon Motor, Great Wall Motor, SAIC Maxus, Chery Automobile, dan Hozon Auto baru-baru ini memperkenalkan model kendaraan mereka di Indonesia International Motor Show bulan lalu.
SAIC-GM-Wuling bahkan telah memulai produksi kendaraan listriknya di Indonesia tahun lalu, dan Wuling Air EV diperkirakan menyumbang sekitar 80 persen dari total penjualan kendaraan listrik di Indonesia pada tahun 2022.
Selain itu, Geely akan terus bekerja sama dengan DRB-Hicom Malaysia dalam pengembangan Proton Cars sebagai landasan untuk pertumbuhan bisnis mereka di kawasan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang bertujuan membantu Malaysia menjadi pusat pengembangan kendaraan listrik di antara anggota ASEAN.(*)