DIGIMEDIA.ID – Brand Sepatu Compass, menjadi simbol alas kaki berkualitas dan sumber kebanggaan bagi banyak orang, memiliki sejarah yang kaya yang dimulai pada tahun 1998 ketika didirikan di Bandung, Indonesia.
Kahar Gunawan, sosok visioner di balik Compass, memulai misi untuk menghidupkan kembali pabrik sepatu sesuai dengan visi ayahnya, Kahar Setiadi. Akar lokal merek ini di Bandung telah membentuk dasar identitasnya.
Sejak awal, Compass telah memegang teguh ethos untuk memproduksi alas kaki berkualitas tinggi yang tidak hanya tahan lama tetapi juga menceritakan kisah yang menginspirasi.
Melalui penekanan yang kuat pada desain dan cerita, sepatu Compass berfungsi sebagai kanvas yang indah untuk menggambarkan budaya, komunitas, dan kolaborasi yang menjadi ciri khas merek ini.
Pada tahun 2018, Compass mengalami transformasi, menghadirkan sentuhan kontemporer yang segar sambil tetap setia pada warisan sejarahnya, yang tercermin dalam identitas Gazelle.
Di pucuk kepemimpinan Compass berada Aji Handoko Purbo, Direktur Kreatif yang telah menciptakan tempatnya sebagai salah satu pikiran kreatif paling dicari di Indonesia.
Kontribusinya telah memainkan peran penting dalam meningkatkan Compass menjadi merek kultus dan pilihan utama di antara konsumen Lokal.
Saat ini, Aji adalah sosok yang sangat diidolakan dalam gerakan budaya muda Indonesia. Visinya melampaui merek itu sendiri, karena ia berusaha menciptakan ekosistem yang mendukung bakat-bakat lokal untuk berkembang tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di panggung global.
Baru baru ini Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki saat bertemu langsung dengan foundernya, Aji Handoko Purbo, dan berbincang sebentar. Dia bercerita tentang visi bisnisnya, yaitu Go Big or Go Home.
Visi ini menegaskan ambisi untuk membawa Compass ke peringkat raksasa global seperti Nike, Adidas, dan Asics, mengakui bahwa merek-merek ikonik ini juga memiliki awal yang sederhana, seperti perjalanan Aji bersama Compass.
“Saat ini Compass sedang melakukan kolaborasi dengan Brand Jepang dan produknya mulai dijual di Harazuku, Tokyo, yang pembelinya sampai mengular antri,” Sambung teten(*)