DIGIMEDIA.ID – Pemerintah Indonesia aktif mengupayakan terwujudnya Visi Indonesia Emas 2045 dengan satu syarat utama, yaitu keluarnya Indonesia dari jebakan middle income trap (MIT).
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menekankan perlunya percepatan pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga kelangsungan pembangunan berkelanjutan.
Pernyataan ini disampaikan saat beliau membuka Acara World Coconut Day 2023 yang bertema “Sustaining Coconut Sector for the Present and Future Generation” di Gorontalo pada tanggal 23 September.
Data dari Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan bahwa sektor pertanian mengalami sedikit penurunan kontribusi selama periode 2013-2021, sementara subsektor perkebunan relatif stabil di sekitar 3,75 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan komoditas kelapa sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekspor, dengan nilai ekspor kelapa menempati peringkat ketiga setelah minyak sawit dan karet.
Upaya untuk meningkatkan produktivitas kelapa melibatkan penyediaan bibit kelapa unggul yang didukung oleh Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
Selain itu, pengembangan kelapa juga mengandalkan pertanian presisi, yaitu sistem pertanian yang mengintegrasikan strategi pengelolaan dengan teknologi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya sambil menjaga keberlanjutan lingkungan.
Proses industrialisasi berbasis pertanian, konsep bioekonomi, pembentukan korporasi petani, serta promosi keberlanjutan, ekonomi hijau, dan ekonomi sirkular juga menjadi bagian dari strategi dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 untuk mempercepat transformasi ekonomi.
Dia juga menekankan pentingnya mempertimbangkan aspek keberlanjutan, keterkaitan, dan keterikatan dalam cara-cara perdagangan dan penyediaan barang demi memajukan ekonomi lokal Gorontalo.(*)