DIGIMEDIA.ID – Wakil Ketua MPR RI, Fadel Muhammad, mengumumkan rencana ambisius untuk mengubah dua kecamatan di Pohuwato, yakni Marisa dan Randangan, menjadi pusat lumbung pangan nasional di Provinsi Gorontalo.
Pengumuman ini dilakukan dalam sarasehan bertema “Gorontalo Menjadi Lumbung Pangan Nasional” yang berlangsung di aula kantor Bupati Gorontalo pada Kamis.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk anggota DPR RI Elnino Mohi, anggota DPD RI Abdurrahman Abubakar Bahmid, Kadis Pertanian Provinsi, Kadis Ketahan Pangan Kabupaten Gorontalo, para akademisi, dan pimpinan perusahaan.
Fadel Muhammad menjelaskan bahwa Marisa dan Randangan dipilih sebagai kawasan potensial untuk dijadikan pusat lumbung pangan nasional karena memiliki berbagai keunggulan di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan.
Kedua kecamatan ini memiliki kawasan pertanian basah, pertanian kering, serta potensi perikanan laut dan air tawar yang melimpah.
“Pak Sekda, Marisa dan Randangan ini potensinya besar. Dari kunjungan saya ke sana, saya melihat potensi besar yang dimiliki oleh dua kecamatan ini. Di Marisa, misalnya, potensi produksi jagung mencapai 13.086 ton dan ada sekitar 1200 ekor sapi,” ujar Fadel.
Selain itu, kawasan Marisa didukung oleh wilayah sekitarnya, seperti Kecamatan Buntulia dengan produksi jagung sebanyak 21.921 ton, Kecamatan Duhiadaa dengan produksi jagung sebanyak 2.382 ton, dan Kecamatan Paguat dengan potensi jagung mencapai 28.819 ton.
Demikian pula, kawasan pangan Randangan didukung oleh wilayah kecamatan Wanggarasi, Patilanggio, dan Taluditi. Kawasan ini juga memiliki infrastruktur transportasi yang mendukung, seperti bandar udara dan pelabuhan laut.
Fadel berharap bahwa rencana ini akan menjadi motor penggerak bagi kawasan pangan di Provinsi Gorontalo. Selain Marisa dan Randangan, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung pengembangan kawasan pangan ini.
Sebelumnya, Penjabat Sekda Budiyanto Sidiki juga menyampaikan potensi dan perkembangan komoditas pangan yang ada di Gorontalo. Provinsi ini memiliki peluang besar untuk menjadi lumbung pangan nasional, dengan komoditas unggulannya seperti padi, jagung, cabai, kelapa, dan sapi.
Namun, Budi menyadari bahwa membangun branding sebagai lumbung pangan nasional bukanlah perkara yang mudah. Diperlukan komitmen dari pemerintah dan semua stakeholder terkait, serta dukungan program, seperti penyediaan sarana dan prasarana produksi, termasuk benih berkualitas, pupuk, dan alsintan yang memadai.
Dalam acara sarasehan tersebut, diharapkan banyak gagasan dan program konkret yang dapat diimplementasikan untuk mewujudkan visi menjadikan Gorontalo sebagai lumbung pangan nasional.
Semua pihak diharapkan dapat bersinergi dan berkolaborasi untuk mewujudkan impian ini demi kemajuan sektor pertanian dan ketahanan pangan di Provinsi Gorontalo. (Cui)