KAMPUS (DIGIMEDIA.ID) – Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) dipercaya sebagai tuan rumah pelaksanaan sosialisasi KIP Kuliah 2025 bagi seluruh perguruan tinggi di bawah LLDikti Wilayah XVI Gosulutteng, Selasa (15/7).
Terhadap KIP Kuliah ini, Dr. Abdul Kahar, M.Pd sebagai narasumber utama menegaskan komitmen pemerataan dalam penyalurannya.
Karena menurutnya KIP Kuliah bukan hanya sekadar beasiswa, tapi harapan.

“KIP Kuliah adalah jembatan harapan bagi masa depan anak-anak Indonesia,” kata Dr. Abdul Kahar, M.Pd.
Selaku perwakilan PPAPT Kemdiktisainstek RI, Dr. Abdul Kahar dalam pemaparannya menegaskan pentingnya keadilan distribusi beasiswa KIP Kuliah secara nasional, serta transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaannya.
“Kita memiliki 844.714 mahasiswa on-going penerima KIP Kuliah pada tahun 2025. Ini bukan sekadar angka, tapi sebuah amanah besar agar setiap anak Indonesia berprestasi, terlepas dari latar belakang ekonomi, mendapatkan kesempatan kuliah di kampus dan program studi berkualitas,” ujar Dr. Kahar.
Ia menjelaskan dengan rinci mengenai syarat penerima beasiswa, prioritas penerima, jangka waktu pembiayaan, serta rincian biaya pendidikan yang ditanggung.
Menurutnya, KIP Kuliah adalah instrumen untuk memutus mata rantai kemiskinan melalui pendidikan tinggi yang inklusif dan berkeadilan.
“Kita ingin memastikan bahwa KIP Kuliah tidak hanya tersalur, tapi juga tepat sasaran. Maka dari itu, kami berharap kerja sama seluruh PTS, agar mengikuti juknis dan regulasi yang ada demi mencegah potensi penyimpangan,” tambahnya.
Rektor UMGO, Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong, turut menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim nasional PPAPT dan seluruh peserta.

Ia menyoroti pentingnya proporsionalitas dalam alokasi KIP Kuliah di wilayah dengan angka kemiskinan tinggi, seperti Gorontalo.
“Kehadiran Pak Kahar dan tim tentu menjadi penyemangat. Kami berharap ke depan Gorontalo mendapatkan alokasi KIP yang lebih adil, karena data kemiskinan kita masuk lima besar nasional,” tegas Prof. Kadim.
Senada dengan itu, Kepala LLDikti Wilayah XVI, Munawir S. Radjak, MA, menekankan perlunya peningkatan integritas dan pengawasan dalam pengelolaan beasiswa.

Ia menyoroti rendahnya angka kelulusan SMA di Gorontalo yang melanjutkan ke perguruan tinggi, sebagian besar karena keterbatasan ekonomi.
“Inilah mengapa KIP Kuliah sangat penting. Ini bukan hanya program, tapi harapan untuk masa depan mereka. Kita ingin memastikan semua anak berprestasi, tak peduli latar belakangnya, bisa kuliah,” ungkapnya.
Kegiatan ini menjadi momen penting dalam memperkuat kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat untuk mewujudkan generasi unggul Indonesia Emas 2045.
Sosialisasi ini berlangsung di Aula Gedung Indoor David Bobihoe Akib, kegiatan ini diinisiasi oleh LLDikti Wilayah XVI dan dihadiri oleh para pimpinan serta operator perguruan tinggi swasta dari wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. (*/IBK06)



