DIGIMEDIA.ID – Tren perjalanan di Provinsi Gorontalo mengalami perubahan mencolok pada awal tahun 2025.
Jumlah penumpang angkutan udara tercatat menurun drastis, sementara moda transportasi laut justru menunjukkan lonjakan tajam.
Dari data BPS yang dirangkum, jumlah penumpang pesawat yang berangkat dari Gorontalo pada Januari 2025 hanya mencapai 12.052 orang, mengalami penurunan sebesar 18,94 persen dibandingkan Desember 2024.
Kondisi serupa terjadi pada jumlah penumpang yang tiba, yang turun 21,43 persen dari 14.692 orang menjadi 11.543 orang.
Sebaliknya, angkutan laut semakin diminati. Jumlah penumpang kapal laut yang berangkat meningkat 22,09 persen dari bulan sebelumnya, mencapai 5.007 orang.
Penumpang yang tiba melalui jalur laut juga mengalami kenaikan 29,41 persen, dengan total 5.228 orang.
Fenomena serupa terjadi pada transportasi feri. Jumlah penumpang yang berangkat melalui pelabuhan penyeberangan di Gorontalo pada Januari 2025 tercatat 3.958 orang, meningkat 15,46 persen dibanding Desember 2024.
Sementara itu, penumpang yang tiba melalui pelabuhan feri melonjak 42,61 persen, dari 2.922 orang menjadi 4.167 orang.
Turunnya jumlah penumpang pesawat di Gorontalo dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah berakhirnya periode libur panjang Natal dan Tahun Baru, yang biasanya meningkatkan jumlah penumpang pada Desember.
Memasuki Januari, aktivitas perjalanan berkurang seiring dimulainya kembali rutinitas kerja dan sekolah. Selain itu, meskipun harga tiket pesawat cenderung turun setelah musim liburan, permintaan yang melemah tetap memengaruhi jumlah penumpang.
Tak hanya itu, meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap transportasi laut dan feri juga menjadi faktor pendukung.
Dengan harga tiket yang lebih terjangkau, kapasitas angkut yang lebih besar, serta fleksibilitas dalam membawa barang bawaan, angkutan laut menjadi pilihan yang lebih ekonomis bagi banyak penumpang, terutama bagi pelaku perjalanan jarak dekat dan angkutan logistik.
Perubahan tren ini mengindikasikan adanya pergeseran preferensi masyarakat dalam memilih moda transportasi.
Jika tren ini terus berlanjut, maskapai penerbangan perlu mencari strategi untuk menarik kembali minat penumpang, seperti menawarkan diskon tiket atau menambah rute yang lebih kompetitif.
Di sisi lain, peningkatan jumlah penumpang angkutan laut juga menjadi tantangan bagi pengelola pelabuhan dan operator feri untuk meningkatkan kualitas layanan, serta mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang di bulan-bulan mendatang.(*)