DIGIMEDIA.ID – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menangani masalah tengkes atau stunting di Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtarto saat menghadiri pengukuhan Bapak Asuh dan Bunda Peduli Tengkes di Aula Rujab Gubernur Gorontalo, Rabu (25/10/2023).
Menurut Bonivasius, tengkes merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia yang perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak.
“Perlu kita ketahui bersama bahwa stunting ini ancaman bangsa kita. Kalau boleh saya garis bawahi di sini stunting itu sebenarnya bukan program pemerintah, tapi program bangsa kita. Siapapun gubernurnya, bupatinya, ini menjadi program bersama,” ujarnya.
Bonivasius menjelaskan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menangani tengkes, antara lain adalah melakukan identifikasi terhadap anak-anak yang berisiko tengkes dari data anak baduta, balita, dan ibu hamil; memberikan edukasi tentang pentingnya gizi dan pola asuh yang baik bagi anak-anak; meningkatkan kualitas lingkungan dan sanitasi; serta mencegah kemiskinan ekstrim.

Selain itu, Bonivasius juga menekankan pentingnya pencegahan tengkes melalui program keluarga berencana.
Ia mengatakan bahwa pernikahan anak dan kehamilan tidak terencana harus dicegah agar anak-anak dapat lahir dengan kondisi yang sehat dan optimal.
“Saya ingin katakan pencegahan juga penting. Kita mungkin bangga dengan penurunan angka yang mencapai 14 hingga 12 persen. Kemudian kita merasa sudah hebat karena sudah bebas dari stunting padahal kita lupa pada pencegahannya,” katanya.
Bonivasius mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam menangani tengkes.
Ia berharap kepedulian terhadap masalah ini dapat terus ditingkatkan dengan melaksanakan program-program nyata dan menyentuh langsung anak-anak tengkes yang telah terdata. Terutama untuk baduta, balita, ibu hamil dan pasangan usia subur.(*)