Scroll Untuk Tutup Iklan
adv
Iklan Gambar

HIV di Gorontalo Capai 1.363 Kasus, Didominasi Remaja

127
×

HIV di Gorontalo Capai 1.363 Kasus, Didominasi Remaja

Sebarkan artikel ini
UMGO
10
Wagub Idah Syahidah Rusli Habibie saat memberikan sambutan pada kegiatan Validasi Data Penemuan Kasus dan Pengobatan HIV-AIDS serta Penelusuran ODIV Hilang Semester II Tingkat Provinsi Gorontalo yang berlangsung di Hotel Fox, Kamis (20/11/2025). Foto – Nova Diskominfotik.

Kunjungi Juga Channel Kami

Google Icon Google News

DIGIMEDIA.ID – Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Provinsi Gorontalo terus meningkat. Hingga 2025, total kasus mencapai 1.363 atau bertambah 106 kasus dibandingkan Desember 2024. Dari jumlah tersebut, 412 kasus ditemukan pada kelompok remaja usia 15–24 tahun.

Angka ini cukup mengkhawatirkan karena sebagian besar penularan berasal dari hubungan seksual sesama jenis yang tercatat sebanyak 591 kasus.

ADV KTG

Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Gorontalo, terutama terkait perlindungan remaja dan penguatan edukasi kesehatan seksual di lingkungan keluarga.

Wakil Gubernur Gorontalo, Idah Syahidah, menekankan perlunya langkah penanganan dan pencegahan yang lebih kuat. Ia menyebut bahwa peran keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar sangat penting untuk menekan angka penularan.

“Penyimpangan seksual, seks bebas, hingga pelecehan seksual yang bahkan melibatkan anak-anak di bawah umur, menjadi penyumbang terbesar kasus HIV. Tolong ini jadi atensi semua pihak khususnya keluarga dan lingkungan sekitar,” ujar Idah.

Hal ini disampaikan saat Idah memberi sambutan dalam kegiatan Validasi Data Penemuan Kasus dan Pengobatan HIV-AIDS serta Penelusuran ODIV Hilang Semester II Tingkat Provinsi Gorontalo, yang berlangsung di Hotel Fox, Kamis (20/11/2025).

Idah menekankan pentingnya validasi data dan penanganan berkelanjutan. Ia meminta instansi terkait seperti Dinas PPPA dan Dinas Kesehatan memperkuat layanan dan edukasi kepada masyarakat, khususnya anak dan remaja.

“Sering kali ada kasus yang tidak terlaporkan sehingga jumlah sebenarnya sulit terdeteksi. Validasi data sangat penting agar kita mengetahui seberapa luas penyebarannya dan dapat segera melakukan pengobatan,” pintanya.

Masalah HIV/AIDS perlu mendapat perhatian dari seluruh pihak. Perilaku seksual berisiko, termasuk seks sesama jenis, menjadi salah satu faktor yang harus dicegah sejak lingkungan keluarga.

Orang tua diimbau untuk sigap memberikan teguran dan pendampingan jika remaja menunjukkan perilaku menyimpang, agar dampak negatif terhadap kesehatan dan perkembangan mereka dapat diminimalkan.(*)

UMGO