DIGIMEDIA.ID – Di hadapan Penjabat Gubernur Gorontalo Rudy Salahuddin, Penjabat Bupati Boalemo, Sherman Moridu, menyampaikan gambaran optimistis terkait perkembangan ekonomi Kabupaten Boalemo.
Dalam penyampaiannya, Moridu mengungkapkan bahwa kondisi perekonomian daerah yang dipimpinnya mengalami tren yang terus membaik dari tahun ke tahun.
Indikator makro menunjukkan perbaikan signifikan sejak 2022 hingga 2023, di mana pertumbuhan ekonomi mencapai titik yang membanggakan.
“Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boalemo pada tahun 2023 mencapai 4,42% jika dibandingkan dengan tahun 2022 yang mencapai 3,05% dan diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga akhir tahun 2024,” ungkap Sherman Moridu dalam Kunjungan Kerja Gubernur Gorontalo di Pendopo Kantor Bupati Boalemo.
Pencapaian tersebut, menurut Moridu, tidak terlepas dari peran penting sektor-sektor unggulan daerah, seperti pertanian, perkebunan, perikanan, dan kelautan.
Peningkatan produksi dari sektor-sektor ini menjadi pilar utama dalam menopang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Boalemo, sekaligus menjadi landasan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakatnya.
Hal ini juga tercermin dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang naik sebesar 0,91 poin, mencapai 68,18 pada 2023, naik dari 67,27 pada tahun sebelumnya.
Kenaikan IPM ini menunjukkan bahwa kebijakan pembangunan yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Boalemo mulai membuahkan hasil nyata.
Kualitas pendidikan, kesehatan, serta daya beli masyarakat mengalami peningkatan yang signifikan.
Namun, bukan hanya sektor ekonomi yang mendapat perhatian utama dari pemerintah daerah. Penurunan angka kemiskinan juga menjadi salah satu prioritas penting.
Sherman Moridu melaporkan bahwa pada tahun 2024, angka kemiskinan ekstrem di Boalemo turun menjadi 17,83%, dibandingkan 18,38% pada 2023.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa angka kemiskinan ekstrem kategori masyarakat yang hidup di bawah standar kemiskinan paling rendah-turun drastis dari 3,68% pada tahun 2022 menjadi 2,15% pada tahun 2023.
Target pemerintah pusat yang menuntut angka kemiskinan ekstrem menjadi 0% pada 2024, kini tengah diupayakan secara maksimal.
“Insya Allah pada 2024, 0 persen atau dihapuskan, dan Insya Allah kami sedang berupaya memaksimalkannya. Artinya, sudah harus tidak ada lagi masyarakat yang miskin,” ujar Moridu dengan penuh keyakinan.
Upaya untuk mencapai target ambisius tersebut bukanlah perkara mudah. Pemkab Boalemo telah menyusun sejumlah langkah strategis melalui pendekatan kolaboratif lintas sektor.
Menurut Moridu, pemerintah kabupaten berfokus pada program-program penanggulangan kemiskinan yang terintegrasi, mencakup bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar, ketenagakerjaan, serta pangan masyarakat.
Dalam APBD 2024, Pemkab Boalemo telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 36,9 miliar, atau 4,55% dari total APBD, untuk program-program tersebut.
“Kami pun telah melakukan perencanaan kerja kolaboratif atau crosscutting program yang melibatkan OPD lingkup Kabupaten Boalemo dalam penanggulangan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem,” jelas Moridu.
Beberapa sektor yang mendapatkan alokasi anggaran signifikan antara lain Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Sosial, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), serta sektor-sektor yang berkaitan dengan kelautan, perikanan, pertanian, dan ketahanan pangan.(*)