Scroll Untuk Tutup Iklan
adv
Iklan Gambar

Menteri Dikti Saintek Silaturahmi dengan Warga Muhammadiyah Gorontalo: Tegaskan Peran Strategis Generasi Muda

UMGO
10
Menteri Dikti Saintek Prof. Brian Yuliarto melakukan kunjungan silaturahmi dengan warga Muhammadiyah Gorontalo di Masjid Darul Arqam, Sabtu (3/5).

Kunjungi Juga Channel Kami

Google Icon Google News

DIGIMEDIA – Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Dikti Saintek), Prof. Brian Yuliarto, melakukan kunjungan silaturahmi dengan warga Muhammadiyah Gorontalo di Masjid Darul Arqam, Kota Gorontalo.

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari lingkungan Muhammadiyah dan dunia pendidikan, termasuk Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO), Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong, dan Rektor Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof. Dr. Ir. Eduart Wolok.

Prof. Brian Yuliarto menyampaikan rasa syukurnya atas sambutan yang luar biasa dari warga Muhammadiyah di Gorontalo.

Ia juga menyoroti kemegahan Masjid Darul Arqam yang menjadi simbol kebesaran Islam dan peran strategis Muhammadiyah dalam mencerdaskan umat.

“Saya merasa tidak sendiri setiap kali berkunjung ke daerah. Di sini, saya bertemu saudara-saudara saya dalam persyarikatan. Masjid ini megah, jamaahnya ramai, ini pertanda bahwa Muhammadiyah bisa memberi cahaya pencerahan bagi masyarakat,” ujarnya .

Lebih lanjut, Menteri Dikti Saintek tersebut menekankan pentingnya kaderisasi di tengah tantangan zaman, terutama dalam menghadapi perkembangan generasi muda yang semakin dekat dengan dunia digital dan kecerdasan buatan (AI).

Ia juga menyoroti potensi besar yang dimiliki Muhammadiyah dalam memberikan arahan dan makna dalam gerakan hijrah yang kini banyak digandrungi oleh generasi muda.

“Generasi muda saat ini banyak yang tertarik pada gerakan hijrah. Ini adalah peluang besar bagi Muhammadiyah untuk memberikan arah dan makna dalam proses hijrah tersebut,” tambah Prof. Brian.

Di kesempatan yang sama, Rektor UMGO, Prof. Kadim, juga menyampaikan perkembangan kampus yang kini memiliki tujuh fakultas dan satu program pascasarjana.

Prof. Kadim berharap program KIP Kuliah dapat lebih berpihak kepada wilayah Indonesia Timur, termasuk Gorontalo, yang masih terbatas dalam kuota penerima beasiswa tersebut.

“Di Gorontalo terdapat 83 Perguruan Tinggi Swasta, namun kuota mahasiswa penerima KIP Kuliah masih sangat kecil dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri. Kami berharap distribusi KIP Kuliah bisa lebih adil dan meningkat di wilayah Indonesia Timur,” kata Prof. Kadim.(*/Juliani)

UMGO