DIGIMEDIA.ID – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Gorontalo bersama unsur Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Gorontalo melakukan kunjungan kaji komparasi ke Balai Kota Bogor, Senin (30/10/23).
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari implementasi pelaksanaan Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) Posyandu, integrasi layanan primer dan posyandu keluarga di Kota Bogor.
Ketua TP-PKK Kota Gorontalo, Jusmiati Taha Kiai Demak mengatakan, kunjungan ini merupakan bagian dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) untuk menindaklanjuti terkait posyandu dan penanganan stunting.

Ia mengapresiasi keberhasilan posyandu dan penanganan stunting di Kota Bogor yang bisa dijadikan contoh atau inspirasi untuk diimplementasikan di Kota Gorontalo.
“Kita ingin melihat dan belajar dari pengelolaan posyandu keluarga di tengah masyarakat melalui pelayanan kesehatan secara terintegrasi pada semua siklus kehidupan, mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, anak remaja, usia produktif, dewasa, lansia di Kota Bogor,” ujar Jusmiati.
Jusmiati menambahkan, di Kota Gorontalo baru ada 127 posyandu sementara posyandu di Kota Bogor sudah mencapai 900 lebih posyandu.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bogor, Dody Ahdiat Saat ini posyandu tidak hanya sekedar untuk imunisasi bayi saja.

Namun mencakup semua usia dan fungsi, Atau disebut juga dengan posyandu siklus hidup dan posyandu multifungsi di Jawa Barat.
“Di Kota Bogor ada 754 Posyandu Siklus Hidup dari total 900 posyandu di Kota Bogor atau sekitar 74 persen,” sebutnya.
Ia menerangkan, Posyandu siklus hidup mempunyai tugas dari mulai manusianya nol bulan sampai lansia dilayani di Posyandu tersebut.
Sementara posyandu multifungsi, yakni memberikan pelayanan terkait Akte Kelahiran, KIA, KTP dan sebagainya.***