DIGIMEDIA – Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGo) resmi melaksanakan rangkaian tes kesehatan dan tes kepribadian MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) bagi calon mahasiswa baru (camaba) gelombang pertama, khususnya mereka yang mendaftar di Program Studi Kedokteran, Keperawatan, dan Kebidanan.
Tes MMPI ditujukan bagi camaba Prodi Kedokteran, sementara tes kesehatan fisik diwajibkan bagi calon mahasiswa Prodi Keperawatan dan Kebidanan.
Langkah ini merupakan bagian dari seleksi ketat yang telah disepakati pimpinan UMGO sejak tahun sebelumnya.
“Yang pertama, syarat penerimaan mahasiswa baru ini merupakan syarat khusus yang telah kita sepakati, dan tahun ini mulai kita laksanakan sesuai dengan kesepakatan bersama,” ujar dr. A. Muh Rifqi Ismulail, M.Kes., selaku dokter penanggung jawab klinik UMGO.
Menurut dr. Rifqi, pemeriksaan kesehatan dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai kondisi fisik camaba, termasuk deteksi riwayat penyakit menular maupun tidak menular.
“Alhamdulillah, kemarin dokter spesialis mata sudah langsung menangani pemeriksaan penglihatan camaba. Adapun tes pendengaran, ini termasuk tes yang juga sangat penting. Pemeriksaan lainnya seperti tinggi badan, berat badan, dan parameter dasar lainnya kami pastikan telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,” jelasnya.
Lebih lanjut, dr. Rifqi menegaskan bahwa tes MMPI berperan penting dalam mengidentifikasi karakter dan kondisi psikologis calon mahasiswa. Tujuannya, agar para calon dokter tidak hanya cakap secara intelektual, tetapi juga kuat secara emosional dan spiritual.
“Kita harapkan tidak ada mahasiswa titipan. Semua harus mengikuti seleksi secara ketat dan lulus murni karena memenuhi syarat. Tes MMPI ini membantu kita memahami karakter kejiwaan camaba sejak awal agar sesuai dengan SOP dan ekspektasi bersama,” tegasnya.
Ke depan, dr. Rifqi menyarankan agar rangkaian tes kesehatan dilengkapi dengan alat uji narkoba yang sesuai standar, serta pemeriksaan tambahan seperti tes darah rutin dan radiologi.
Ia juga mengusulkan kerja sama lebih erat dengan rumah sakit pendidikan di Kabupaten Gorontalo guna mendukung pelaksanaan seleksi.
Selain itu, sebagai bentuk evaluasi berkelanjutan, ia mengusulkan agar tes MMPI tidak hanya dilakukan saat awal seleksi, namun juga secara berkala setiap enam bulan atau satu semester sekali.
Hal ini untuk memantau perkembangan karakter dan kesehatan mental mahasiswa selama masa studi.(*)