DIGIMEDIA – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo (FKIP UMGO) kembali menegaskan posisinya sebagai penggerak utama budaya akademik kampus dengan kegiatan bertajuk “EKSPONEN’25 (Eksplorasi Ide-Ide Penelitian 2025)”, yang digelar Kamis–Jumat, 3–4 Juli 2025.
Dengan tema unik “Membangun Budaya Akademik melalui Ngopi (Ngobrol dan Berpikir Ilmiah)”, kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tapi menjadi lompatan strategis FKIP dalam membangun “bank proposal PKM” yang disiapkan secara sistematis, metodologis dan relevan untuk menghadapi kompetisi riset nasional di tahun-tahun mendatang.
“EKSPONEN bukan hanya program teknis, ini adalah gerakan budaya akademik FKIP,” tegas Wakil Rektor I UMGO, Moh Firyal Akbar saat membuka kegiatan.
“Kita ingin mahasiswa tidak lagi dadakan menyusun proposal. FKIP ingin tampil sebagai fakultas dengan kesiapan intelektual tertinggi di UMGO,” sambung Firyal.
Sementara itu, Dekan FKIP UMGO, Prof Abd Hamid Isa menyebut, EKSPONEN sebagai awal dari ekosistem akademik yang kuat dan berkelanjutan.
“Proposal yang ditulis hari ini bukan untuk lomba besok saja. Ini akan menjadi blueprint riset jangka panjang mahasiswa FKIP. Kita ingin jadi garda depan, bukan pengikut,” ujar Hamid.
Ia menjelaskan, semua proposal yang dihasilkan dalam EKSPONEN akan dihimpun dan dikurasi menjadi repositori proposal riset mahasiswa FKIP.
Tahun ini fokus pada mahasiswa dan pekan berikutnya giliran dosen dengan program serupa. Harapannya, artikel terpublikasi dan proposal unggulan menjadi bagian dari dokumen rekognisi akademik seperti Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI).
Kegiatan ini diisi oleh dua pemateri utama yang berpengalaman di bidang riset dan publikasi ilmiah:
Pertama, Dewi Shinta Achmad yang membawakan materi tentang strategi penyusunan proposal dan metode kuantitatif. Ia juga memberi bimbingan langsung dalam menyusun kerangka berpikir dan desain instrumen penelitian.
Kedua, Hikmahturrahman yang mengupas metode kualitatif dari perspektif naratif dan reflektif. Ia mendorong mahasiswa melihat fenomena sosial sebagai ladang makna untuk dikaji secara mendalam.
Keduanya tidak hanya menyampaikan teori, tapi aktif dalam mentoring, mendampingi mahasiswa dari semester II hingga VIII, sesuai kebutuhan dan minat riset mereka.
Diferensiasi Pembinaan dan Spirit Kolaboratif
Dengan pendekatan yang disesuaikan tingkat semester, mahasiswa semester awal fokus pada skema PKM Gagasan Tertulis dan Kewirausahaan, sedangkan semester lanjut fokus pada artikel ilmiah dan riset berbasis data.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Wakil Dekan FKIP, Gilang Ramadhan serta dosen-dosen pembimbing KTI. FKIP UMGO merencanakan keberlanjutan program ini dalam bentuk:
-Klinik Proposal Rutin bersama dosen pembimbing.
-Workshop Publikasi Ilmiah menuju jurnal terindeks nasional.
-Seleksi Proposal Terbaik untuk dikirimkan ke PKM Kemdikbudristek 2026.
-Sertifikat dan SKPI sebagai pengakuan formal capaian kegiatan.
“Jika ini berhasil, saya ingin EKSPONEN dikelola langsung oleh universitas sebagai model pembinaan riset lintas fakultas,” ujar Prof. Hamid.
FKIP Bukan Sekadar Fakultas Mengajar – Tapi Melahirkan Intelektual Muda
Dengan lahirnya bank proposal FKIP UMGO, budaya ilmiah bukan lagi wacana. FKIP telah menunjukkan bahwa mahasiswa keguruan tidak hanya mampu mengajar, tapi juga mewujudkan pemikiran ilmiah yang berdampak sosial.
EKSPONEN’25 menjadi langkah awal menuju transformasi intelektual, di mana FKIP tak hanya mencetak guru, tapi juga peneliti muda yang berani, tangguh, dan siap kompetisi. UMGO patut bangga, FKIP sedang menulis sejarahnya sendiri.(*)