DIGIMEDIA.ID – Potensi alam Desa Karya Indah yang sangat, Kecamatan Asparaga, Kabupaten Gorontalo yang amat memukau mendorong tim Dosen Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) melakukan kegiatan pengabdian di desa ini.
Teridentifikasi panorama alam dan air terjunnya masih menjadi destinasi wisata yang dikelola dengan cara tradisional, sehingga membutuhkan pengelolaan yang lebih mengarah pada nilai jual wisata.
Atas dasar issue strategis ini, tim dosen merasa perlu untuk mendiskusikan Tata Kelola Pemerintahan
dari aspek Pariwisata terkait optimalisasi objek wisata untuk generate income.
Masyarakat perlu tahu mereka memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat dijadikan kegiatan ekonomi penduduk lokal.
Adapun tim pengabdian dosen AP sebagai berikut : Ketua Komisi Pengabdian, Dr. Franky Djafar, M.Si anggota tim Dr. Salma Rivani Luawo M.Si, Dr. Nuzlan Botutihe M.Si, dan Dr. Rusly Abdurrahman Idji M.Si dkk
Sekali dayung tiga pulau terlampaui, tim dosen lainnya mengambil kesempatan untuk memberi
informasi pemanfaatan IT dalam tata Kelola pemerintahan.
Di era industri 5.0, digitalisasi dalam admin pemerintah menjadi sebuah kebutuhan. IT harus dapat digunakan sebesar besarnya untuk kegiatan yang positif, untuk menunjang kerja yang efisien dan efektif.
“Baik bertujuan untuk tata kelola pemerintahan yang terintegrasi dari pusat sampai ke Desa, juga transparansi yang bisa diakses oleh masyarakat dimanapun dan kapanpun.
Seiring dengan ini, salah satu manfaat IT atau SPBE (sistem pemerintahan berbasis elektronik) salah satunya adalah mempromisikan keindahan alam dan keunggulan desa Karya Indah dalam konteks local dan global,” Jelas Kaprodi Administrasi Publik, Dr Robin Pakudu M.Si.
Digitalisasi pelayanan publik juga memiliki standar yang mampu membawa perubahan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat.
Tuntutan akan inovasi dalam pelayanan publik menuntut adanya pendekatan yang beragam, baik melalui penerapan teknologi digital maupun memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dalam pelayanan publik. Hal ini menjadi krusial untuk mempercepat pelayanan publik di era digital ini
Issue strategis lainnya yang menjadi diskursus hangat adalah literasi politik, dimana kampus
mengambil peran untuk mengedukasi masyarakat menuju Pemilu 2024.
Intinya Pemilih punya kekuasaan penuh untuk menentukan siapa pemimpinnya. Analogi sederhananya adalah pilih pemimpin yang memiliki dua hal, prestasi dan program yang meningkatkan kehidupan masyarakat dan bernegara.
Atmosfir media sosial saat ini telah banyak dikritisi, dimana informasi yang disajikan masih harus dicek kebenarannya.
Peran medsos selayaknya mengalirkan informasi yang positif karena menjangkau sampai ke seluruh lini masyarakat, dapat menjadi alat bantu kepada pemilih (voters) untuk mengenal dan menilai siapa pilihannya.
Praktik hate speech atau black champaign masih menjadi tantangan pada setiap momen pemilu yang dapat mencederai demokrasi.
“Medsos telah melahirkan kondisi anomie di masyarakat diantaranya, terdapat ikatan sosial yang menguat
diantara pemilih, karena berada pada pilihan yang sama golongan ini akan membela mati matian pilihannya, terdapat Ikatan sosial yang longgar pada masyarakat, karena terpolarisasi atas pilihan yang berbeda.
Hal ini tidak boleh terjadi negara yang kuat karena adanya ikatan sosial masyarakat yang kuat,” Ujar Kaprodi S2 AP, Dr. Srihandayani Suprapto M.Si.
Catatan Penting untuk rakyat Indonesia, Pesta demokrasi bukan jalan untuk perpecahan, tetapi
sebuah jalan untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang terbaik, yang akan berjuang untuk
meningkatkan kualitas hidup rakyatnya.
“Ayo memilih untuk Indonesia, masa depan rakyat dan bangsa tergantung pada siapa pilihan kita
semua. Catat tanggalnya 14 Februari 2024,” Tutupnya.(Juli)