DIGIMEDIA.ID- Menjelang perayaan Waisak, sekelompok biksu memulai perjalanan spiritual mereka dalam ritual thudong dengan tujuan memperdalam pemahaman akan sifat-sifat luhur yang diajarkan oleh Sang Buddha Gautama. Dalam perjalanan yang dilakukan dengan berjalan kaki dari Thailand, mereka akhirnya tiba di Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah.
Perjalanan mereka yang berlangsung selama beberapa bulan penuh penuh perjuangan dan pengorbanan. Baik kepanasan sampai kehujanan, semangat mereka tetap berkobar untuk mencapai Candi Borobudur yang merupakan salah satu pusat ibadah penting umat Buddha.
Akhirnya, beberapa hari menjelang perayaan Waisak, kelompok biksu yang terdiri dari 32 orang berhasil mencapai Candi Borobudur. Dengan perasaan haru mereka memanjat ke atas candi sambil meneteskan air mata kebahagiaan.
Setelah melewati perjalanan yang melelahkan selama tiga bulan dari Thailand ke Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, para biksu yang melaksanakan ritual thudong ini akhirnya tiba di tempat tujuan mereka.
Melalui video yang diunggah oleh salah satu anggota rombongan biksu, @kapooksanook2, terlihat mereka sedang mendaki tangga Candi Borobudur dengan penuh perasaan. Terdengar suara tangisan haru mereka yang menyaksikan keberhasilan mereka sampai di Borobudur.
(Borobudur, some people may think why you walk, look at us, how happy we are to understand, crying like almost every child who doesn’t walk is hard to understand) “Borobudur, mungkin ada orang yang bertanya mengapa kami berjalan kaki, tapi lihatlah kami, betapa bahagianya yang sulit diungkapkan dengan kata-kata, tangisan kami mirip dengan tangisan anak kecil yang belum bisa berjalan dan sulit dimengerti,” tulis akun TikTok @kapooksanook2 pada Rabu, 1 Juni 2023.
Tidak datang dengan tangan kosong, para biksu membawa bunga sedap malam sebagai simbol kegembiraan mereka setelah menyelesaikan ritual thudong.
Kedatangan mereka di Candi Borobudur dipenuhi dengan kebahagiaan. Setelah ini, mereka akan melanjutkan dengan serangkaian perayaan dan peribadatan Buddha dalam rangka merayakan Waisak.
Saat berada di tingkat tertinggi Candi Borobudur, biksu-biksul tak henti-hentinya memuji keindahan dan keagungan candi serta pemandangan indah di sekelilingnya.
Mereka juga meluangkan waktu untuk menjelajahi setiap sudut candi dan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya dengan hati yang tulus dan khusyuk. (Ane)