Scroll Untuk Tutup Iklan
Pendidikan

Peran Perguruan Tinggi dalam Penurunan Stunting: Kuliah Pakar FKM-UG Hadirkan Ikon Pakar Kesehatan Indonesia Prof Atja

×

Peran Perguruan Tinggi dalam Penurunan Stunting: Kuliah Pakar FKM-UG Hadirkan Ikon Pakar Kesehatan Indonesia Prof Atja

Sebarkan artikel ini
Kuliah Pakar yang diselenggarakan FKM UG menghadirkan narasumber Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc, Sp.GK, guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM-Unhas). (Foto : 89_rg)

DIGIMEDIA.ID – Sebuah kuliah pakar tentang stunting digelar oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gorontalo (FKM-UG) pada Kamis (4/5) di Auditorium kampus UG.

Acara ini tak tanggung-tanggung karena menghadirkan narasumber ikon pakar kesehatan di Indonesia, Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc, Sp.GK, guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM-Unhas) yang biasa disapa Pro Atja.

UMG

Prof Atja menjelaskan pentingnya peran dan tantangan Perguruan Tinggi dalam upaya percepatan penurunan stunting serta menyampaikan bahwa upaya pencegahan dan penurunan angka stunting tidak hanya menjadi tugas semata bidang kesehatan, namun melibatkan 70 persen tanggung jawab sektor lain seperti pertanian dan pekerjaan umum.

Kuliah Pakar yang diselenggarakan FKM UG menghadirkan narasumber Prof. Dr. dr. Abdul Razak Thaha, M.Sc, Sp.GK, guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (FKM-Unhas). (Foto : 89_rg)

Prof Atja juga menjelaskan dua intervensi dalam penanganan stunting, yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif, sebagaimana tertuang dalam Perpres 72 tahun 2021.

Di hadapan dosen, karyawan, dan mahasiswa S3-nya, Prof Atja menjelaskan bahwa stunting terjadi karena tiga faktor, yakni kekurangan gizi kronis, infeksi berulang-ulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai.

Acara ini juga dihadiri oleh Rektor UG, Dr. Sofyan Abdullah, SP, MP, Wakil Rektor 1 UG, Prof. Dr. Hj. Meimoon Ibrahim, SE, MM, serta Dr. dr. Anang Samudera Otoluwa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, yang sebelumnya berhasil melakukan konvergensi penanganan stunting di Kabupaten Banggai dan menjadi percontohan nasional.(Ib)

Baca Juga  Ikut Program KKN-KI, 9 Mahasiswa UMGO Berangkat ke Malaysia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *